Amman Mineral Optimalkan Ekspor Konsentrat Tembaga untuk Pasar Global

Rabu, 05 November 2025 | 11:06:40 WIB
Amman Mineral Optimalkan Ekspor Konsentrat Tembaga untuk Pasar Global

JAKARTA - PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), tengah menyiapkan ekspor konsentrat tembaga setelah resmi menerima izin dari pemerintah.

Langkah ini dilakukan untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan, khususnya di tengah penghentian sementara proyek smelter akibat kendala teknis.

Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau, menyatakan ekspor konsentrat tembaga akan diarahkan ke negara-negara mitra dagang utama perusahaan di Asia. “Sesuai izin yang diperoleh, ekspor akan dikirim ke Korea, Jepang, China, dan Filipina,” ungkap Rachmat.

Rachmat menambahkan, ekspor ini akan mengikuti kontrak penjualan yang sudah tersedia. Beberapa kontrak ekspor telah siap, dan perusahaan akan memaksimalkan kapasitas yang ada terlebih dahulu sebelum menambah volume pengiriman. Hal ini menjadi strategi AMNT untuk menjaga kontinuitas operasional meski fasilitas smelter sedang tidak beroperasi.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan rekomendasi ekspor sebesar 480.000 metrik ton kering (dmt) konsentrat tembaga kepada AMNT. Izin berlaku selama enam bulan mulai 31 Oktober 2025 dan menjadi dasar bagi Kementerian Perdagangan untuk menerbitkan Surat Persetujuan Ekspor (SPE). Pemerintah memberikan relaksasi ini karena smelter milik Amman Mineral mengalami gangguan teknis pada unit flash converting furnace dan sulfuric acid plant sejak Juli 2025.

Rachmat menegaskan, pihaknya akan segera memanfaatkan izin ekspor tersebut. “Kami akan memaksimalkan ekspor sesuai izin yang diberikan Kementerian ESDM. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan, setelah izin ekspor keluar, kami bisa langsung kirim,” kata Rachmat.

Kebijakan larangan ekspor konsentrat tembaga sebenarnya berlaku sejak 1 Januari 2025 melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 20 Tahun 2024. Aturan ini bertujuan mempercepat pembangunan industri pemurnian mineral dalam negeri. Namun, pemerintah memberikan pengecualian bagi AMNT dan PT Freeport Indonesia karena kendala teknis pada fasilitas smelter mereka.

Selain pasar luar negeri, Amman Mineral juga membuka peluang menjual konsentrat tembaga ke PT Freeport Indonesia. Rachmat menekankan, “Kami terbuka untuk menjual ke siapa saja, termasuk Freeport, selama harga dan kesepakatan dilakukan secara business to business.”

Langkah ini sejalan dengan rencana Freeport yang tengah mempertimbangkan pembelian konsentrat dari produsen lain akibat insiden longsor di tambang Grasberg Block Cave (GBC), Papua Tengah, pada September 2025. Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menjelaskan bahwa opsi pembelian dari tambang lain sedang dievaluasi karena saat ini hanya ada dua produsen konsentrat tembaga di Indonesia: Freeport dan Amman Mineral.

AMNT menargetkan produksi 430.000 dmt konsentrat tembaga pada tahun ini, dengan kandungan tembaga sekitar 228 juta pon dan 90.000 ons emas. Hingga akhir 2024, persediaan perusahaan mencapai 190.000 dmt, sementara produksi sampai 30 September 2025 telah mencapai 310.143 dmt. Data ini menunjukkan kesiapan perusahaan dalam memenuhi permintaan ekspor sekaligus menjaga stabilitas pasokan di pasar global.

Dengan izin ekspor yang diberikan, AMNT dapat menjaga aliran pendapatan dan memastikan keberlanjutan operasionalnya. Ekspor konsentrat juga berperan dalam memenuhi kebutuhan tembaga global yang tetap tinggi, seiring meningkatnya permintaan industri elektronik dan energi terbarukan.

Langkah ekspor ini menjadi strategi penting bagi Amman Mineral untuk memaksimalkan kapasitas produksi yang ada sembari menunggu perbaikan fasilitas smelter. Perusahaan menegaskan bahwa semua pengiriman akan mematuhi kontrak yang sudah ditetapkan dan memastikan kualitas konsentrat tetap sesuai standar mitra dagang.

Rachmat menambahkan, perusahaan akan terus memantau kondisi smelter dan menyesuaikan produksi dengan izin ekspor yang berlaku. “Prioritas kami saat ini adalah memaksimalkan izin ekspor yang diberikan pemerintah sambil menuntaskan perbaikan teknis di fasilitas smelter,” ujarnya.

Dengan adanya relaksasi ini, AMNT diharapkan mampu menjaga stabilitas operasional, mempertahankan pendapatan, dan tetap menjadi pemain utama di pasar konsentrat tembaga Asia. Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM terus memantau pelaksanaan izin ekspor agar sesuai dengan regulasi dan mendukung pembangunan industri smelter nasional.

Terkini